Search

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Jam Tangan Mewah dan Investasi: Gaya Hidup atau Cuan Masa Depan?

06 September 2025

 

Bisnis Daily, PONTIANAK - Buat sebagian orang, jam tangan cuma aksesori penunjuk waktu. Tapi di kalangan kolektor dan pebisnis, jam tangan mewah sudah naik kelas jadi alat investasi.

Nggak heran kalau model-model dari brand seperti Patek Philippe, Rolex, Audemars Piguet, hingga Richard Mille bisa laku miliaran, bahkan puluhan miliar rupiah di pasar sekunder.

Pernah nggak kepikiran kalau jam tangan yang nempel di pergelangan bisa jadi tabungan masa depan? Buat sebagian orang, jam tangan hanyalah aksesori pelengkap outfit atau sekadar alat untuk melihat waktu. Tapi bagi kalangan kolektor, pebisnis, hingga para “sultan”, jam tangan justru sudah berubah fungsi: dari benda gaya hidup menjadi alat investasi bernilai tinggi.

Fenomena ini makin terasa dalam beberapa tahun terakhir, apalagi ketika banyak model jam tangan mewah justru naik harga gila-gilaan setelah dihentikan produksinya. Beberapa bahkan bisa menghasilkan profit setara membeli properti atau mobil sport.

Nggak heran kalau kini banyak orang mulai bertanya-tanya: seberapa penting sih jam tangan dalam dunia investasi? Apakah benar-benar menguntungkan, atau cuma tren sesaat?

Lalu, sebenarnya seberapa penting sih jam tangan dalam dunia investasi modern?

Jam Bukan Sekadar Penunjuk Waktu

Dulu, fungsi utama jam tangan jelas: biar bisa lihat waktu di pergelangan tangan. Tapi sekarang, apalagi di era smartphone, jam tangan lebih banyak dipandang sebagai simbol gaya hidup dan status sosial.

Makin eksklusif brand dan modelnya, makin tinggi gengsi pemakainya. Di sinilah muncul nilai tambah: jam tangan bisa jadi aset bergerak yang nilainya justru naik seiring waktu.

Kenapa Jam Bisa Jadi Investasi?

  1. Produksi Terbatas
    Brand besar sengaja bikin produksi terbatas. Permintaan tinggi, tapi supply kecil = harga meroket.
  2. Nilai Koleksi
    Model edisi terbatas, jam vintage, atau kolaborasi spesial (contoh: Patek Philippe Nautilus Tiffany Blue) punya daya tarik yang bikin harganya terus naik.
  3. Faktor Brand
    Rolex, Patek Philippe, Audemars Piguet, Richard Mille—semuanya punya reputasi global. Orang rela bayar lebih karena gengsi merek.
  4. Pasar Sekunder yang Aktif
    Ada banyak watch dealer dan platform internasional yang memperjualbelikan jam tangan bekas. Selama barang asli dan kondisi terjaga, nilainya bisa lebih tinggi dari harga retail.

Contoh Jam Tangan yang Jadi Investasi Besar

  • Patek Philippe Nautilus Ref. 5711
    Harga retail sekitar Rp 500 jutaan, tapi di pasar sekunder bisa menembus Rp 2–3 miliar setelah dihentikan produksinya.
  • Rolex Daytona “Paul Newman”
    Pernah terjual di lelang dengan harga lebih dari Rp 250 miliar.
  • Richard Mille RM 56-02 Sapphire
    Salah satu model paling langka dengan case transparan dari safir, harganya tembus Rp 30 miliar lebih.

Risiko dalam Investasi Jam

Tapi jangan salah, investasi jam juga ada risikonya.

  • Barang Palsu: Banyak replika super yang mirip asli. Perlu keahlian khusus untuk cek keaslian.
  • Tren Berubah: Nggak semua jam naik harga. Beberapa malah stagnan atau turun kalau modelnya kurang diminati.
  • Biaya Perawatan: Jam mekanik butuh servis rutin yang juga nggak murah.

Siapa yang Bermain di Dunia Ini?

  • Kolektor: Orang-orang yang memang mencintai jam tangan dan rela berburu edisi langka.
  • Investor: Mereka yang melihat jam sebagai cara diversifikasi aset.
  • Artis & Pebisnis: Dari Jay-Z, Messi, Conor McGregor, sampai para crazy rich Indonesia, jam tangan jadi bagian dari branding pribadi.

Jam tangan mewah kini bukan sekadar fashion, tapi sudah masuk kategori investasi alternatif. Dengan syarat tepat, pilih brand besar, model ikonik, dan beli dari sumber terpercaya. Pastinya, jam bisa jadi aset yang nilainya justru naik terus.

Bagi sebagian orang, jam tangan adalah simbol status. Tapi bagi sebagian lainnya, jam tangan adalah aset cerdas. Jadi, kalau ada yang bilang, “jam cuma buat gaya,” sekarang kita tahu: jam tangan juga bisa bikin cuan. (*)

Prev Article
Sejarah BNI 46: Bank ‘Si Paling Nasionalis’ hingga Jadi Kebanggan Bangsa!
Next Article
The Rise of AI-Powered Personal Assistants: How They Manage

Related to this topic: