PONTIANAK, bisnisdaily.com - Industri minuman dunia lagi heboh! Kalau biasanya kopi yang jadi sorotan, kali ini giliran teh global yang bikin kaget.
Harga teh yang selama ini dikenal stabil tiba-tiba melorot tajam di pasar internasional. Kondisi ini bikin petani dan produsen teh di berbagai negara was-was, sementara di sisi lain justru membuka peluang besar bagi industri minuman kekinian.
Menariknya, fenomena bubble tea asal China disebut-sebut sebagai salah satu penyebab utama perubahan besar ini.
Harga Teh Anjlok di Bawah 200 INR/kg
Harga teh global sedang jadi perbincangan. Per 2 Agustus 2025, harga teh tercatat turun ke level 199,68 INR per kilogram, atau setara sekitar US$199,68 per ton, menurut data Trading Economics. Angka ini berarti ada penurunan 2,06% dibanding sehari sebelumnya, dan secara tahunan turun lebih dari 6%.
“Pergerakan harga ini menunjukkan adanya tekanan dari sisi permintaan tradisional teh, terutama di negara-negara konsumen utama,” ungkap laporan Trading Economics.
Fenomena Bubble Tea China Disebut Penyebab Utama?
Sementara itu, fenomena bubble tea asal China juga disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama. Popularitas minuman ini membuat konsumsi teh beralih ke produk olahan dengan nilai tambah, sehingga teh mentah mengalami pelemahan harga.
“Bubble tea kini bukan hanya gaya hidup anak muda, tapi juga sudah masuk ke keluarga dan segmen pasar yang lebih luas,” ujar CNBC Indonesia dalam riset terbarunya.
Petani Teh Kena Imbas
Menurut Asosiasi Teh India (Indian Tea Association), harga yang terus menurun ini membuat petani kesulitan menutupi biaya produksi.
“Kalau harga terus turun, margin petani makin terhimpit. Sementara pupuk, energi, dan tenaga kerja terus naik,” kata seorang perwakilan ITA, dikutip dari laporan Reuters.
Peluang bagi Industri Minuman
Namun, analis pasar menilai kondisi ini tidak melulu negatif. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, menilai harga rendah bisa jadi peluang untuk industri minuman.
“Bagi industri F&B, harga teh murah justru jadi kesempatan. Restoran, cafe, atau brand bubble tea bisa mengamankan bahan baku lebih murah, dan mendorong inovasi produk berbasis teh,” ujar Bhima dalam tulisan media lokal.
Teh Klasik Masih Punya Pasar
Meski begitu, Bhima menegaskan teh tradisional tidak akan sepenuhnya kalah dari tren bubble tea. “Segmen pasar teh herbal dan teh kesehatan masih punya potensi tumbuh. Apalagi tren gaya hidup sehat makin digemari,” tambahnya.
Turunnya harga teh global memang bikin was-was produsen, tapi di sisi lain membuka peluang baru bagi industri minuman kekinian. Bubble tea mungkin sedang merajai pasar, tapi teh klasik tetap punya tempat di hati konsumennya.