Search

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Bisnis Jangan Cuma Karena Viral! Yuk, Cari Ide Usaha yang Emang ‘Lo Banget’”

04 October 2025

Bisnis Daily, PONTIANAK - Kamu pernah nggak sih merasa pengin banget buka bisnis gara-gara lihat orang lain sukses duluan? Misalnya, teman jualan kopi kekinian laris, terus kamu langsung ikut buka kafe juga. Atau pas tren skincare lokal naik, kamu buru-buru cari supplier biar bisa jualan juga.

Eits… hati-hati! Dalam video terbaru kanal Pecah Telur berjudul “Bisnis Jangan FOMO! Ini Cara Dapat Ide Bisnis yang Konsisten & Kuat,” dijelaskan bahwa sikap ikut-ikutan alias FOMO (Fear of Missing Out) bisa bikin bisnis cepat redup bahkan sebelum benar-benar tumbuh.

Jangan Ikut Tren Buta, Temukan “Akar” Bisnis Kamu

Dalam video berdurasi sekitar belasan menit ini, pembicara mengingatkan bahwa banyak orang terjebak pada hype bisnis. Mereka semangat di awal, tapi menyerah saat tren bergeser. Padahal, ide bisnis yang benar-benar kuat itu datang bukan dari “apa yang lagi viral,” tapi dari siapa dirimu sebenarnya.

“Bisnis yang tahan lama biasanya lahir dari pengalaman pribadi, keahlian, atau bahkan penderitaan kita sendiri,” kata narasumber di video itu. Bukan dari tren yang lagi ramai di TikTok.

Tiga Sumber Ide Bisnis yang Kuat

  1. Dari Penderitaan atau Masalah Pribadi
    Kadang ide terbaik datang dari hal yang bikin kita frustrasi. Misalnya kamu dulu pernah alergi makanan tertentu, lalu akhirnya bikin produk sehat bebas bahan pemicu alergi. Nah, ternyata banyak orang punya masalah yang sama — dan jadilah pasar!
  2. Dari Pengalaman dan Keahlian yang Sudah Dimiliki
    Coba lihat ke belakang, kamu pernah jago di bidang apa? Admin, desain, jualan online, atau bahkan sekadar bantu teman ngatur keuangan? Semua itu bisa jadi modal ide bisnis. Misalnya, dari pengalaman kerja kantoran, kamu tahu cara mengatur dokumen — bisa banget buka jasa administrasi UMKM.
  3. Dari Passion atau Panggilan Hati
    Aktivitas yang kamu cintai dan rela lakukan tanpa dibayar bisa jadi bisnis juga. Misalnya, kamu suka bikin konten, suka menulis, atau gemar merajut. Asal dikelola dengan niat dan strategi, passion bisa berubah jadi sumber penghasilan yang solid.

“Gak perlu punya ketiganya kok,” jelas pembicara. “Satu aja cukup, asal kamu dalami dan kembangkan dengan konsisten.”

Kunci Utama: Refleksi Diri dan Konsistensi

Alih-alih ikut tren yang cepat lewat, Pecah Telur menyarankan untuk mulai dari hal paling dekat — bahkan dari diri sendiri. Tulis pengalamanmu, masalah yang pernah kamu hadapi, atau aktivitas yang bikin kamu merasa hidup. Dari situ, biasanya muncul benih ide bisnis yang lebih jujur dan berakar kuat.

Setelah ide muncul, jangan langsung heboh bikin toko online besar. Coba dulu kecil-kecilan. Tawarkan ke teman atau keluarga. Kalau ada yang tertarik, itu sinyal bagus. Kalau belum, ya evaluasi dan perbaiki.

“Yang penting jalan dulu. Takut gagal itu manusiawi, tapi jangan diam,” begitu pesan video ini. Karena kadang kegagalan pertama justru jadi bahan bakar ide berikutnya.

Cerita Lebih Penting dari Modal

Dalam era sekarang, orang bukan cuma beli produk, tapi juga cerita di baliknya. Kalau kamu bisa menjelaskan kenapa kamu bikin produk itu, apa makna personalnya, dan bagaimana perjalanannya, konsumen akan lebih mudah percaya dan loyal.

Makanya, ide bisnis yang lahir dari pengalaman sendiri jauh lebih tahan lama. Karena setiap langkah punya makna, bukan cuma angka di rekening.

Video “Bisnis Jangan FOMO!” dari Pecah Telur ini layak ditonton buat kamu yang sering bingung mau mulai usaha dari mana. Pesannya sederhana tapi ngena banget: berhenti ikut-ikutan, mulai dari diri sendiri.

Bisnis yang konsisten itu bukan yang paling cepat viral, tapi yang paling punya arah dan akar. Jadi sebelum FOMO melihat bisnis orang lain sukses, coba tanya dulu — ide kamu sendiri sebenarnya lahir dari mana? (*) 

 

Prev Article
10 Fakta Unik SADA by Cathy Sharon: Brand Kosmetik Lokal yang Makin Hits dan Bikin Bangga Indonesia!
Next Article
The Rise of AI-Powered Personal Assistants: How They Manage

Related to this topic: