Bisnis Daily, PONTIANAK - Kalau ngomong soal mi instan, nama Indomie pasti selalu jadi yang pertama muncul di kepala banyak orang. Rasanya yang khas, gampang dimasak, dan harganya ramah kantong bikin Indomie jadi sahabat setia anak kos, pekerja, sampai keluarga di seluruh Indonesia.
Tapi, tahukah kamu kalau di balik sepiring Indomie yang nikmat, ada cerita panjang perjalanan Indofood Sukses Makmur Tbk, perusahaan makanan raksasa asli Indonesia?
Awal Berdirinya Indofood
Indofood awalnya berdiri tahun 1982 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Fokus utamanya waktu itu memang di dunia pangan. Namun, perusahaan ini terus berkembang dan pada tahun 1990 resmi berganti nama menjadi Indofood Sukses Makmur. Nama ini kemudian dikenal luas, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara.
Indomie Jadi Andalan
Meski Indomie sebenarnya sudah muncul sejak 1972 lewat PT Sanmaru Food Manufacturing, Indofood berhasil mengakuisisinya dan mengembangkan brand ini sampai mendunia. Rasanya yang khas Indonesia—mulai dari goreng, ayam bawang, rendang, sampai rasa soto—bikin Indomie nggak cuma laris di dalam negeri, tapi juga dicintai konsumen luar negeri. Kini, Indomie sudah diekspor ke lebih dari 100 negara.
Ekspansi Besar-Besaran
Indofood nggak mau hanya dikenal sebagai produsen mi instan. Mereka mengembangkan konsep “from farm to table”, yang artinya Indofood menguasai seluruh rantai produksi makanan, mulai dari hulu sampai hilir.
- Di sektor agribisnis, lewat Indofood Agri Resources, mereka mengelola perkebunan kelapa sawit, karet, hingga gula.
- Untuk bahan baku, ada Bogasari Flour Mills, salah satu produsen tepung terigu terbesar di Asia Tenggara.
- Di lini produk konsumen bermerek, Indofood punya Chitato, Pop Mie, Indomilk, Club, Indocafe, hingga berbagai biskuit dan makanan ringan.
- Di bagian distribusi, ada Indomarco Adi Prima, yang memastikan semua produk Indofood bisa ditemui di warung, minimarket, supermarket, bahkan sampai pelosok daerah.
Bertahan di Tengah Krisis
Kesuksesan Indofood juga nggak lepas dari kepemimpinan Anthoni Salim, putra Liem Sioe Liong (pendiri Salim Group). Pada krisis moneter 1998, banyak perusahaan besar tumbang. Tapi Indofood justru berhasil bertahan, bahkan terus memperluas bisnisnya.
Strategi diversifikasi produk dan jaringan distribusi yang kuat membuat Indofood tetap kokoh meski badai ekonomi melanda.
Produk yang Dekat dengan Kehidupan Sehari-Hari
Kalau dipikir-pikir, hampir semua orang Indonesia pasti pernah mengonsumsi produk Indofood. Mulai dari pagi minum Indocafe, sarapan roti dengan tepung Bogasari, ngemil Chitato, minum Club, sampai makan malam pakai Indomie. Tanpa sadar, Indofood sudah begitu lekat dengan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Indomie di Mata Dunia
Yang menarik, Indomie nggak cuma populer di Indonesia. Di luar negeri, banyak orang yang menganggap Indomie sebagai salah satu makanan wajib. Bahkan di Nigeria, Indomie jadi produk ikonik yang laris manis, sampai ada pabrik khusus di sana. Beberapa media internasional juga sering menobatkan Indomie sebagai salah satu mi instan terenak di dunia.
Indofood Hari Ini
Sekarang Indofood dikenal sebagai “total food solutions company”. Artinya, mereka menyediakan solusi makanan secara lengkap, dari bahan baku hingga produk jadi. Dengan ribuan karyawan, jaringan distribusi luas, dan produk yang dikenal di berbagai belahan dunia, Indofood jadi bukti nyata bahwa perusahaan lokal bisa bersaing di level global.
Inspirasi Bisnis
Kisah Indofood bisa jadi inspirasi buat para pelaku usaha. Dari awalnya fokus di produk sederhana, Indofood berani ekspansi dan diversifikasi. Kuncinya ada di konsistensi kualitas, inovasi rasa, serta kemampuan membangun distribusi yang solid. Hasilnya, Indofood kini jadi raksasa yang sulit disaingi.
Jadi, sepiring Indomie yang kita makan sehari-hari ternyata menyimpan kisah luar biasa tentang mimpi besar, strategi bisnis, dan ketekunan. Dari mi instan murah, Indofood menjelma jadi raksasa makanan yang harum namanya di seluruh dunia. (*)