Bisnis Daily, JAKARTA - Jalur trayek akses nelayan Kampung Paljaya, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencari nafkah masih tertutup pagar laut.
Menurut nelayan setempat, Muhammad Ramli (42), deretan batang bambu milik PT Tata Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) dan PT Mega Agung Nusantara (MAN) masih membentang di lautan dan belum dibongkar sepenuhnya. Sehingga membatasi akses nelayan tradisional untuk mencari ikan.
"Pembongkaran waktu itu cuma di bagian dekat daratan reklamasi saja. Itu juga cuma seremonial, setelah itu berhenti," katanya dikutip dari Antara, Senin (14/4/2025).
Pada 11 Februari lalu, PT TRPN sempat melakukan pembongkaran awal di area dekat daratan reklamasi dengan disaksikan Dirjen PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Pung Nugroho Saksono dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat Hermansyah.
Namun sejak saat itu, tidak ada kelanjutan pembongkaran yang berarti. Sementara para nelayan masih terus bergantung pada laut untuk menghidupi keluarga mereka
Pagar bambu yang belum dibongkar itu tidak memberikan celah bagi kapal nelayan kecil untuk melintas menuju laut lepas dan nelayan setempat mengalami kesulitan saat hendak melaut.
Ramli mengungkapkan, meski ada bagian pagar yang sudah dibongkar, namun sebagian besar masih berdiri kokoh dan membuat aktivitas melaut belum bisa berjalan normal.
"Masih sulit, belum bisa maksimal cari ikan," keluhnya.
Ia juga berharap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turun tangan meninjau kondisi di lapangan.
"Tolong Kang Dedi bantu kami, supaya laut ini bisa kembali seperti dulu lagi," ucapnya.
Sementara itu, kuasa hukum PT TRPN Deolipa Yumara mengaku menghentikan pembongkaran pagar laut dengan alasan pagar bambu itu bagian dari bukti penyelidikan yang sedang dilakukan Bareskrim Polri.
"Kalau dibongkar semua, bisa menghilangkan barang bukti. Jadi kami tunggu proses hukum selesai dulu," katanya.
Ia pun memastikan pembongkaran keseluruhan pagar bambu itu akan dilanjutkan setelah seluruh tahapan penyelidikan tuntas.