Bisnis Daily, JAKARTA - Harga minyak goreng rakyat (MGR) atau Minyakita per 20 Juni 2025 turun 0,6 persen atau sekitar Rp300 per liter menjadi Rp16.706 per liter di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp15.700 per liter.
Menurut Direktur Tertib Niaga Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) di Kementerian Perdagangan, Mario Josko ada sembilan provinsi yang harga Minyakita sudah melebihi 10 persen di atas HET.
Sembilan provinsi tersebut, yakni Nusa Tenggara Timur (Rp18.133 per liter), Papua Selatan (Rp18.000), Gorontalo (Rp17.708), Kalimantan Selatan (Rp17.700), Nusa Tenggara Barat (Rp17.667), Kalimantan Timur (Rp17.626), Bali (Rp17.542), Papua Tengah (Rp17.500), dan Papua Barat Daya (Rp17.500).
Kemendag, kata dia, telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk menyiapkan langkah-langkah penyaluran terhadap sembilan provinsi yang masih mengalami kenaikan harga.
"Beberapa kabupaten/kota yang masih tinggi harga Minyakitanya, dikarenakan tidak memiliki distributor dan pengecer," katanya saat Rapat Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri, dilansir dari Antara, Senin (23/6/2025).
Dia berharap BUMN dan swasta yang tugasnya menyalurkan minyak bisa saling melengkapi, jadi apabila misalnya tidak ada D-1 dan D-2 swasta, ini dari BUMN bisa membantu untuk menyuplai daerah-daerah tersebut.
Mario juga menekankan tingginya harga Minyakita di beberapa wilayah bukan karena kurang pasokan, tapi tidak meratanya pasokan minyak tersebut, khususnya di wilayah timur Indonesia.
"Kemendag telah melakukan sejumlah pemetaan dan menyelesaikan permasalahan kurangnya distribusi Minyakita per wilayah," imbuhnya.
Saat ini, realisasi domestic market obligation (DMO) bulan Mei sebesar 142.353 ton dan Juni telah mencapai 98.269 yang seluruhnya dalam bentuk Minyakita.
Sementara harga rata-rata nasional untuk minyak goreng kemasan premium sebesar Rp22.367 per liter atau naik 0,42 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
