Bisnis Daily, JAKARTA - Penutupan sementara pemerintahan Amerika Serikat atau US government shutdown menghambat proses negosiasi tarif antara Indonesia dan negara itu.
Hal itu dibenarkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Airlangga menegaskan akan segera berkomunikasi dengan pihak Kantor Perwakilan Dagang AS atau United States Trade Representative (USTR) untuk meminta kejelasan terkait kelanjutan negosiasi.
"Belum bisa dipastikan (jadwal), karena pemerintah Amerika kan sekarang sedang shutdown. Jadi kita monitor perkembangan," katanya.
Di perundingan tersebut, Pemerintah Indonesia menargetkan sejumlah komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, dan kakao terbebas dari tarif impor 19 persen yang diberlakukan Amerika Serikat.
"Dokumennya belum selesai, maka tentu kita lihat ke depannya seperti apa. Kita sudah ada, tapi sekarang kan problemnya semua masalahnya legal scrubbing, jadi detail. Yang ini akan lebih detail daripada apa yang diumumkan secara terbuka beberapa waktu yang lalu," ungkapnya.
Pemerintah Federal AS, saat ini memasuki masa penutupan (shutdown) yang dimulai Rabu 1 Oktober lalu, menyusul perpecahan di Kongres untuk meloloskan rancangan undang-undang (RUU) pendanaan. Hal tersebut menandai penutupan pemerintahan pertama dalam hampir tujuh tahun terakhir.
Imbasnya, ratusan ribu pegawai federal harus mengambil cuti tanpa gaji, sejumlah layanan publik kemungkinan ditangguhkan atau ditunda, dan rilis data ekonomi mungkin juga akan terdampak.
Shutdown setelah Senat AS gagal meloloskan RUU pendanaan jangka pendek yang memungkinkan pemerintahan tetap berjalan untuk sementara waktu.
