Binsis Daily, PONTIANAK - Pemerintah lewat Menteri Keuangan baru saja ngumumin kabar yang bikin heboh dunia perbankan. Bayangin aja, dana segar Rp200 triliun digelontorkan ke lima bank pelat merah (Himbara) plus Bank Syariah Indonesia (BSI).
Rinciannya lumayan bikin melongo. Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing dapet jatah sekitar Rp55 triliun. BTN kebagian Rp25 triliun, sementara BSI “kecipratan” Rp10 triliun. Kata pemerintah, walau kecil, BSI sengaja diajak biar aliran duit juga nyampe ke Aceh dan daerah-daerah lain.
Lah terus, duit segede itu mau dipake buat apa? Tenang, bukan buat “parkir” atau tidur di brankas. Pemerintah wanti-wanti duit ini harus disalurin ke sektor produktif. Jadi harus jadi kredit untuk usaha, pembangunan, atau kebutuhan masyarakat. Intinya, biar roda ekonomi makin ngebut.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menilai langkah itu strategis.
“Dengan BSI ikut serta, akses pembiayaan syariah bisa lebih merata, terutama di daerah-daerah seperti Aceh yang memang basis perbankan syariah. Jadi inklusi keuangan syariah juga makin luas,” jelas Faisal.
Uniknya lagi, pemerintah juga nggak zonk. Dari penempatan dana ini, negara bisa dapet imbal hasil alias “bunga” sekitar 4 persen. Jadi sama-sama untung, bank kebagian likuiditas, negara dapat tambahan pemasukan, dan rakyat (harapannya) makin gampang dapet akses kredit.
Langkah ini diambil buat nyuntik ekonomi biar lebih kenceng, terutama buat UMKM dan sektor riil yang lagi butuh dorongan. Harapannya, dana segar ini nggak cuma numpang lewat di bank, tapi beneran muter di masyarakat. (*)