PONTIANAK, bisnisdaily.com — Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keuangan berbasis syariah, produk kartu kredit syariah kini mulai menarik perhatian luas.
Tidak hanya dari kalangan muslim, tapi juga dari mereka yang ingin menghindari praktik bunga atau riba dalam transaksi harian.
Kartu kredit syariah menggunakan prinsip-prinsip Islam seperti akad ijarah, murabahah, atau kafalah. Artinya, tidak ada sistem bunga (interest) seperti di kartu kredit konvensional. Sebagai gantinya, pengguna dikenakan ujrah (biaya jasa) yang transparan dan disepakati sejak awal.
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tren permintaan kartu kredit syariah tumbuh signifikan sejak akhir 2024, dengan lonjakan pendaftaran mencapai lebih dari 45% di awal 2025.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah BSI Hasanah Card dari Bank Syariah Indonesia. Produk ini menawarkan kemudahan transaksi harian hingga cicilan berdasarkan prinsip murabahah (jual beli), serta tidak ada denda keterlambatan, hanya biaya administrasi sesuai syariah.
Tak ketinggalan, beberapa bank daerah dan BPD Syariah juga ikut mengembangkan produk serupa. Misalnya, Bank NTB Syariah dan Bank DKI Syariah telah meluncurkan prototype kartu kredit syariah dengan sistem pembayaran fleksibel dan dukungan QRIS.
"Produk ini bukan hanya untuk transaksi, tapi juga bentuk gaya hidup halal dan sadar keuangan," kata Fadli Rahman, pengamat perbankan syariah dari Sharia Banking Institute.
Keunggulan lainnya adalah:
- Bisa digunakan di luar negeri tanpa konversi bunga
- Terintegrasi dengan dompet digital syariah
- Mendukung transaksi zakat dan wakaf online
Dengan penetrasi teknologi digital, kartu kredit syariah kini juga tersedia dalam bentuk virtual card lewat aplikasi mobile banking syariah, seperti BSI Mobile dan Jago Syariah.
Bagi kalangan milenial dan keluarga muda yang ingin mengelola keuangan sesuai prinsip Islam, kartu kredit syariah dinilai sebagai solusi modern dan aman. Apalagi di tengah gempuran iklan paylater dan bunga cicilan yang kian tinggi, produk ini jadi alternatif bijak.
OJK pun menyambut positif tren ini dan menyatakan siap memperkuat regulasi agar layanan syariah terus tumbuh dengan prinsip aman, adil, dan transparan. (*)
