Bisnis Daily, JAKARTA - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding akan mengatur program magang di luar negeri agar dibuat satu pintu.
Selama ini, urusan magang dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Menteri Karding mengaku dirinya telah berbicara dengan Menteri Ketenagakerjaan terkait pengaturan magang.
Penekanan Menteri Karding terhadap mahasiswa atau pelajar yang magang di luar negeri ini imbas sejumlah kasus perampokan penduduk lanjut usia (Lansia) di Jepang dan kasus pencurian di sekolah Jepang yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia (WNI).
"Karena magang berangkat begitu saja tanpa kita data. Sehingga kita tidak tahu kualitas persiapan mereka berangkat magang seperti apa. Makanya ke depan akan kita atur," tegasnya dalam rilis kementerian, Selasa (15/7/2025) kemarin.
Sementara dalam perspektif kementerian, kata Karding, jangka waktu magang yang mencapai 2-3 tahun, sama saja dengan bekerja dan oleh perusahaan di Jepang dijadikan modus tenaga kerja murah.
"Bekerja sama magang jelas beda. Kalau kerja, kontraknya jelas dan salary-nya lebih bagus. Jadi itu yang mau kita atur, agar tidak ada modus-modus terselubung yang dilakukan negara penempatan," ungkapnya.
Meski demikian, Menteri Karding tidak ingin melarang proses magang mahasiswa atau pelajar dari Indonesia di luar negeri.
Ia hanya ingin mengatur jangka waktu magang saja, disesuaikan dengan kebutuhan. Alasannya, proses magang tentunya bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa merupakan latihan untuk mencari pengalaman di bidang yang sedang mereka tekuni.
"Atau kita punya skema ke depan, magang misalnya hanya satu tahun, kemudian diangkat menjadi pekerja di sana dan terdata sebagai pekerja migran. Atau kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan yang mengirimkan," ungkap Menteri Karding.
Selain itu, Kementerian P2MI tengah menggalang kerja sama untuk memperkuat dan menambah kemampuan dari sumber daya manusia yang akan ditempatkan di luar negeri.
Selama ini, kata Karding, pekerja migran yang ditempatkan di luar negeri sebagian besar merupakan pekerja domestik.
Oleh karena itu, orang nomor satu di Kementerian P2MI ini ingin agar Bosowa Grup ikut andil dan berinvestasi di bidang pelatihan dan penyiapan SDM yang akan dikirim bekerja atau magang.
Kementerian, kata Karding, akan sangat terbuka dan mendukung karena akan sangat baik untuk penyiapan SDM yang bisa menjadi bagian terpenting dari pengembangan Bosowa di Indonesia setelah dua tahun bekerja di sana.
"Jadi kira rubah, dari magang menjadi bekerja. Gaji juga akan jauh lebih bagus dan bisa pulang bawa banyak hal. Ilmu baru, skill baru, virus-virus positif baru di lingkungan kerja," imbuh dia.