Bisnis Daily, PONTIANAK - Siapa yang nggak suka thrifting? Belanja baju bekas impor dengan harga murah dan gaya vintage memang bikin nagih. Tapi tahu nggak sih, di balik tren keren ini, ternyata ada sisi gelap yang bikin pemerintah geram!
Yup, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa lagi serius banget memberantas impor baju bekas ilegal, alias thrifting yang masuk tanpa izin. Katanya, kebiasaan ini bikin industri tekstil lokal megap-megap dan bahkan bisa ngerugiin negara. Kok bisa? Yuk, kita kupas satu-satu!
1. Bikin Industri Tekstil Lokal Kalah Saing
Harga baju thrifting yang super murah emang menggoda. Tapi justru karena itu, produk lokal jadi susah laku.
Bayangin aja, satu baju bekas impor bisa dijual Rp20 ribu, sedangkan UMKM lokal butuh modal lebih buat bahan dan produksi.
Kalau begini terus, lama-lama pabrik dan konveksi lokal bisa tutup karena kalah harga.
2. Banyak yang Masuk Secara Ilegal
Masalahnya, sebagian besar baju thrifting itu datang dari luar negeri tanpa izin resmi.
Barang-barang ini nyelundup lewat pelabuhan tikus dan nggak bayar pajak, alias bikin negara rugi besar.
Selain itu, karena nggak dicek kualitasnya, banyak juga pakaian yang sebenarnya sudah nggak layak jual.
3. Risiko Kesehatan? Ada!
Meski kelihatannya bersih, pakaian bekas impor bisa membawa jamur, bakteri, atau tungau.
Kalau nggak dicuci dengan benar, bisa bikin alergi, gatal, atau infeksi kulit.
Makanya, pemerintah ngingetin biar masyarakat lebih hati-hati kalau belanja baju bekas.
4. Pendapatan Negara Bocor
Karena impor ilegal nggak lewat jalur resmi, otomatis nggak bayar bea cukai dan pajak.
Artinya, uang yang seharusnya masuk ke kas negara malah hilang begitu aja.
Padahal, kalau semua transaksi resmi, uangnya bisa dipakai buat pembangunan dan bantu UMKM lokal.
5. Tidak Selalu Ramah Lingkungan
Banyak yang bilang thrifting itu “eco-friendly”. Betul, tapi cuma kalau barangnya benar-benar dipakai lagi.
Faktanya, banyak juga baju bekas impor yang rusak dan akhirnya jadi tumpukan sampah tekstil.
Kalau nggak dikelola dengan baik, bisa bikin lingkungan makin tercemar.
Jadi, Gimana Solusinya?
Tenang, pemerintah nggak mau mematikan tren thrifting kok. Purbaya menegaskan, pasar thrifting tetap boleh jalan asal legal dan higienis.
Bahkan, pemerintah dorong agar produk lokal reworked atau preloved bisa jadi alternatif.
Jadi tetap stylish, tapi juga dukung industri dalam negeri!
Thrifting itu seru dan bisa jadi gaya hidup hemat dan berkelanjutan. Tapi, pastikan kamu beli dari sumber yang legal, bersih, dan mendukung produk lokal.
Ingat, gaya boleh internasional, tapi cintai buatan Indonesia dulu dong! (*)