Bisnis Daily, PONTIANAK - Siapa yang bilang cari kerja itu gampang? Nyatanya, di awal 2025 ini, makin banyak pencari kerja (pencaker) yang kesulitan menembus dunia kerja.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran di Indonesia kini mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025.
Angka itu memang sedikit menurun secara persentase jadi 4,76% dari total angkatan kerja, tapi jumlah orang yang belum bekerja malah naik sekitar 83 ribu dibanding tahun lalu. Total angkatan kerja kini menyentuh 153,05 juta orang, sementara yang sudah bekerja baru sekitar 145,77 juta.
Masalahnya, lapangan kerja baru belum sebanding dengan jumlah pencaker yang terus bertambah tiap tahun. Banyak perusahaan masih menahan rekrutmen akibat ekonomi yang belum pulih sepenuhnya. Di sisi lain, lulusan baru terus bermunculan dari SMA, SMK, hingga kampus.
“Banyak yang punya ijazah, tapi belum punya pengalaman dan skill tambahan, jadi kalah saing,” kata salah satu staf Dinas Tenaga Kerja.
Fenomena ini juga terlihat dari data platform lowongan kerja nasional. Sepanjang kuartal II-2025, jumlah pencaker online melonjak 34% dibanding kuartal sebelumnya. Artinya, kompetisi antar pelamar kerja makin ketat, bahkan untuk posisi staf dasar atau operator.
Para pakar ketenagakerjaan menilai, dunia kerja sekarang butuh tenaga yang adaptif dan multiskill. Skill digital, kemampuan komunikasi, hingga kreativitas jadi kunci penting agar bisa bersaing.
Pemerintah daerah dan pusat kini mulai memperbanyak pelatihan kerja, job fair, dan program wirausaha muda agar pengangguran tidak makin menumpuk.
“Jangan cuma fokus melamar kerja, tapi juga belajar menciptakan kerja. Dunia usaha kecil bisa jadi solusi,” ujar salah satu pejabat Disnaker.
Meski tantangan makin besar, peluang tetap ada bagi yang mau belajar dan berkembang. Dunia kerja sekarang memang keras, tapi bukan berarti tertutup. Siapa cepat beradaptasi, dia yang menang. (*)