Bisnis Daily, PONTIANAK - Puncak, Bogor, masih jadi primadona buat yang pengin punya tempat liburan sekaligus cuan dari properti.
Udara sejuk, pemandangan hijau, dan jarak yang dekat dari Jakarta bikin banyak orang tergoda buat investasi villa di kawasan ini. Tapi, sebelum buru-buru beli kavling atau bangun villa, yuk bedah dulu peluang dan risikonya!
Kenapa Villa Puncak Bikin Banyak Orang Ngiler?
Gak bisa dipungkiri, Puncak selalu rame, apalagi pas weekend. Ini bikin peluang sewa villa di sana lumayan gurih.
Beberapa faktor yang bikin investasi villa di Puncak makin dilirik:
- Potensi sewa tinggi – Rata-rata villa bisa disewakan Rp750 ribu sampai Rp1 juta per malam. Kalau laku 15 hari aja sebulan, lumayan banget kan?
- Nilai tanah naik terus – Di kawasan Puncak 2, misalnya, harga tanah bisa naik sampai 15–30% per tahun kalau akses jalan dan fasilitasnya makin oke.
- Pas buat staycation – Banyak orang Jabodetabek yang cari udara segar dan pemandangan alam buat healing akhir pekan.
Tapi Hati-hati, Gak Semuanya Mulus
Di balik cuan yang menggiurkan, ada juga beberapa hal yang mesti kamu waspadai:
- Legalitas tanah – Pastikan suratnya jelas, SHM atau HGB, dan boleh dipakai buat villa. Banyak lahan di Puncak yang masih abu-abu soal izin bangun.
- Akses jalan – Macet jadi makanan sehari-hari di Puncak, apalagi pas liburan. Pilih lokasi yang gampang dijangkau biar gak repot tamu.
- Biaya perawatan – Villa butuh perawatan ekstra: kebersihan, keamanan, listrik, air, dan staf jaga. Jangan sampai penghasilan sewa habis buat biaya operasional.
- Musim sepi – Saat hujan panjang atau bukan musim liburan, okupansi bisa turun drastis. Jadi, jangan berharap full booked tiap bulan.
Tips Biar Investasimu Gak Jadi “Angin Gunung”
- Pilih lokasi strategis, deket jalan utama atau tempat wisata.
- Cek legalitas lahan sampai tuntas. Jangan tergiur harga murah doang.
- Rencanain pengelolaan sewa dari awal. Kalau gak mau repot, bisa kerja sama dengan manajemen villa profesional.
- Hitung realistis: okupansi 10–15 hari per bulan dulu aja.
- Siapkan dana cadangan buat biaya tak terduga dan musim sepi.
Misalnya kamu beli villa di Puncak dengan modal Rp450 juta. Kalau disewa Rp900 ribu per malam dan laku 15 malam per bulan, kamu bisa dapat sekitar Rp13,5 juta. Setelah dikurangi biaya operasional, balik modal bisa 3–5 tahun — itu pun kalau pengelolaan bagus.
Investasi villa di Puncak bisa jadi cuan keren jangka panjang, asal gak asal beli. Kuncinya: lokasi, legalitas, dan pengelolaan. Kalau tiga hal itu aman, investasi di udara sejuk Puncak bisa jadi sumber passive income yang segar — bukan cuma mimpi di atas awan. (*)