Bisnis Daily, PONTIANAK - Tren kepemilikan properti di kalangan Generasi Z mulai menunjukkan peningkatan. Sejumlah pengembang mencatat minat anak muda terhadap hunian terjangkau, terutama apartemen studio dan rumah kecil berkonsep compact living.
Ketua Bidang Riset Real Estate Indonesia (REI), Arfan Nugraha, mengatakan permintaan dari Gen Z naik sekitar 12 persen dalam setahun terakhir.
“Mereka mencari hunian yang harganya realistis, akses transportasi bagus, dan punya fasilitas digital yang memadai. Segmen ini tumbuh paling cepat dalam dua tahun terakhir,” ujarnya.
Menurut Arfan, pengembang kini mulai menyesuaikan desain properti sesuai kebutuhan gaya hidup Gen Z. “Unit kecil, cicilan ringan, dan lingkungan yang mendukung kerja jarak jauh sudah menjadi standar baru,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Dewi Larasati, menegaskan bahwa pemerintah terus memperluas skema pembiayaan ramah anak muda, seperti FLPP, Tapera, dan KPR subsidi bunga rendah.
“Gen Z harus punya kesempatan sama untuk punya rumah pertama. Tantangannya ada di harga lahan yang terus naik,” jelasnya.
Dewi menambahkan, minat Gen Z terhadap properti lebih kuat di kota satelit seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang karena harga masih memungkinkan untuk cicilan di bawah Rp2 jutaan per bulan.
Sementara itu, ekonom properti Institut Bisnis Indonesia, Fitra Andika, mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga global tetap menjadi risiko.
“Gen Z harus memperhitungkan cicilan jangka panjang. Jangan hanya melihat uang muka yang kecil, tapi hitung kemampuan bayar 10–20 tahun ke depan,” tegasnya.
Tren properti untuk Gen Z diperkirakan terus naik, terutama pada segmen hunian kecil, co-living, dan apartemen transit oriented development (TOD). (*)