Search

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Bisnis Villa di Bali Kian Meledak, Investor Ikut Rebutan Lahan

20 October 2025

Bisnis Daily, PONTIANAK - Pulau Bali kembali jadi sorotan, bukan cuma karena pantainya yang indah dan budayanya yang memesona, tapi juga karena bisnis villa yang kian meledak dalam dua tahun terakhir. Di tengah tren pariwisata yang terus pulih, sektor properti wisata di Pulau Dewata benar-benar jadi ladang emas baru, terutama buat generasi muda yang mulai terjun ke dunia investasi.

Dari Canggu, Ubud, Seminyak, hingga Uluwatu — pembangunan villa tampak di mana-mana. Jalan-jalan kecil yang dulunya sepi kini dipenuhi deretan bangunan modern bergaya tropis dengan kolam renang pribadi dan interior estetik.

Ledakan Permintaan Pasca Pandemi

Setelah pandemi, gaya liburan wisatawan berubah drastis. Mereka kini lebih suka tempat yang privat, nyaman, dan bisa digunakan untuk work from anywhere. Nah, villa di Bali menawarkan semua itu: ruang luas, suasana tenang, tapi tetap dekat dengan kafe hits dan spot wisata populer.

Data dari AirDNA dan Inside Airbnb menunjukkan, tingkat okupansi villa di kawasan Canggu dan Ubud naik hingga 75–90 persen sepanjang 2025. Bahkan di musim sepi, banyak villa masih penuh karena wisatawan digital nomad yang memilih tinggal lama di Bali.

Fenomena ini bikin investor makin agresif membangun properti baru. Permintaan tinggi juga mendorong kenaikan harga tanah di beberapa kawasan hingga 30 persen dalam setahun terakhir.

Villa Jadi Simbol Gaya Hidup Sekaligus Investasi

Bagi sebagian anak muda, villa bukan cuma bisnis, tapi juga simbol gaya hidup. Banyak yang mulai beli tanah kecil untuk dibangun satu atau dua unit villa dengan konsep eco-luxury atau boho minimalist.

Selain bisa disewakan di platform seperti Airbnb dan Booking.com, mereka juga menggunakan villa itu sebagai tempat liburan pribadi. Jadi, bisa dibilang villa di Bali sekarang punya dua fungsi: properti produktif sekaligus rumah kedua di surga tropis.

Beberapa kreator digital bahkan menjadikan bisnis villa sebagai proyek kolaboratif. Mereka urunan modal, mengonsep desain, lalu memasarkan lewat konten media sosial. Hasilnya? Bukan cuma cuan dari sewa, tapi juga engagement tinggi karena tampilannya aesthetic banget.

Canggu dan Uluwatu Jadi Magnet Investor

Dua wilayah ini kini disebut sebagai “surga baru” bagi investor villa. Canggu masih jadi primadona berkat komunitas ekspatriat dan digital nomad yang besar. Sementara Uluwatu menawarkan pemandangan laut spektakuler dan mulai dilirik karena harga tanahnya masih lebih murah dibanding Seminyak atau Kuta.

Menurut data Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bali, permintaan sertifikat hak guna bangunan (HGB) untuk properti wisata melonjak signifikan sepanjang semester pertama 2025. Banyak pembeli berasal dari Jakarta, Surabaya, bahkan investor luar negeri yang bermitra dengan warga lokal.

Tantangan di Tengah Euforia

Meski sedang panas-panasnya, bisnis villa di Bali juga punya tantangan besar. Persaingan ketat bikin pemilik harus kreatif dalam menawarkan konsep berbeda. Villa dengan desain unik, pelayanan hangat, dan fasilitas lengkap lebih diminati dibanding yang biasa-biasa saja.

Selain itu, isu lingkungan juga mulai jadi sorotan. Banyak pengamat pariwisata mengingatkan agar pembangunan villa tidak merusak tata ruang dan alam Bali yang sudah jadi daya tarik utama. Pemerintah Provinsi Bali bahkan tengah menyusun regulasi zonasi baru untuk mengontrol pertumbuhan villa agar tetap berkelanjutan.

Strategi Agar Villa Tetap Laku

  1. Fokus pada konsep sustainable stay — ramah lingkungan dan efisien energi.
  2. Kerjasama dengan manajemen profesional untuk promosi digital.
  3. Berikan pengalaman unik: yoga retreat, private chef, hingga tur budaya lokal.
  4. Jaga reputasi di platform review online — rating tinggi berarti tamu datang lagi.
  5. Gunakan media sosial dan influencer marketing untuk menjangkau wisatawan muda.

Prospek 2025: Bali Tetap Magnet Dunia

Dengan arus wisatawan yang terus meningkat, bisnis villa di Bali diprediksi akan terus tumbuh hingga 2026. Pemerintah juga tengah memperkuat infrastruktur pariwisata seperti jalan baru di Uluwatu dan perluasan Bandara Ngurah Rai.

Bali tidak hanya jadi destinasi liburan, tapi juga pusat gaya hidup global yang menggabungkan wisata, budaya, dan bisnis. Bagi investor cerdas, ini adalah momentum emas yang tidak boleh dilewatkan.

Bisnis villa di Bali kini bukan sekadar tren, tapi sudah jadi ekosistem ekonomi baru. Dari investor besar hingga pengusaha muda, semua ikut ambil bagian. Selama dikelola dengan profesional dan tetap menjaga harmoni dengan alam serta budaya lokal, villa-villa di Bali akan terus jadi magnet cuan sekaligus wajah baru pariwisata Indonesia. (*)

Prev Article
Bisnis Villa Makin Menjanjikan, Anak Muda Mulai Ikut Main di Dunia Properti Liburan
Next Article
The Rise of AI-Powered Personal Assistants: How They Manage

Related to this topic: