Bisnis Daily, JAKARTA - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) menginisiasi percepatan mekanisme penempatan tenaga kesehataan di Brunei Darussalam.
Saat berkunjung ke Jerudong Park Medical Centre (JPMC) di Brunei Darussalam, baru-baru ini, Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani menyebut, ada potensi besar dari penempatan tenaga kesehatan di sana.
"Ada potensi besar, namun proses bisnisnya sangat sulit untuk mendatangkan pekerja migran perawat dari Indonesia ke Brunei. Perlu waktu sekitar satu tahun, sehingga menyulitkan dari sisi pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di JPCM," katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, belum lama ini.
Di JPMC, Wamen Christina bertemu manajemen rumah sakit dan menyapa pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai perawat di fasilitas kesehatan ternama tersebut.
Selain ke JPMC, Wamen P2MI juga bertemu dengan Acting Permanent Secretary Ministry of Health Brunei atau pejabat senior di Kementerian Kesehatan Brunei dan membahas peran pemerintah kedua negara untuk mempercepat proses penempatan tersebut.
"Kehadiran saya memang untuk memulai pilot project terkait penempatan perawat Indonesia di Brunei, karena dari sisi gaji mencapai 2.800 dolar Brunei (sekitar Rp35,6 juta). Peluang ini sangat menjanjikan bagi perawat Indonesia," ungkap politisi Partai Golkar itu.
Pembahasan itu, kata dia, ditindaklanjuti dengan membentuk tim kecil atau working group yang terdiri dari Kementerian P2MI, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bandar Seri Begawan, Kementerian Kesehatan Brunei, serta Jerudong Park Medical Centre.
Tujuannya, merumuskan percepatan proses penempatan, salah satunya melalui skema private to private (P to P) dengan peranan pemerintah kedua negara.
"Saya optimis keterlibatan Kementerian P2MI dalam tata kelola dapat mempercepat proses dari sisi Indonesia untuk pemenuhan tenaga kerja sektor keperawatan di Brunei," tambah Christina Aryani.
Selain mengunjungi Jerudong Park Medical Centre, Wamen Christina juga melakukan forum business matching antara Perhimpunan Pengusaha Penempatan Pekerja Migran Indonesia (Apjati) dan agensi tenaga kerja di Brunei, difasilitasi KBRI Bandar Seri Begawan.
Menurutnya, forum tersebut penting untuk memperkuat peluang penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di Brunei Darussalam, khususnya melalui skema p to P di berbagai sektor potensial.
Forum ini turut dihadiri oleh Jawatan Buruh di Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri Brunei (Jabatan yang mengurusi pekerja migran di Brunei).
Menurutnya, keberadaan agensi pekerja migran, baik di Indonesia dan Brunei penting untuk terus dijalankan, utamanya di sektor-sektor seperti domestik, pertanian, konstruksi, dan hospitality.
Selain menghadiri forum, Wamen Christina juga meninjau salah satu perkebunan terbesar di Brunei yang mempekerjakan sekitar 20 pekerja migran Indonesia yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa.
Dalam kesempatan itu, ia juga berdialog langsung dengan para pekerja mengenai kondisi kerja dan permasalahan yang mereka hadapi.