Bisnis Daily, SUBANG - Impian pekerja migran Indonesia memiliki rumah akhirnya bisa diwujudkan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Sebanyak 20 ribu rumah dari total 3 juta rumah yang disiapkan pemerintah untuk pekerja migran Indonesia.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran indonesia, Abdul Kadir Karding mengatakan, puluhan ribu unit rumah subsidi itu tersebar di Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Banten dan Jakarta.
“Alhamdulillah tentu menjadi satu momentum yang bersejarah. Atas arahan Presiden Prabowo kita bisa mewujudkan cita-cita pembangunan 3 juta rumah untuk masyarakat kita, utamanya pekerja migran Indonesia yang belum memiliki rumah,” katanya saat me-launching Program Rumah Bersubsidi untuk Pekerja Migran Indonesia di Subang, Jawa Barat, Kamis (8/4/2025).
“Kita berharap bahwa rumah ini menjadi harapan kehidupan yang lebih baik bagi pekerja migran Indonesia,” sambungnya.
Menteri Karding menyebut, rumah subsidi pemerintah ini bentuk apresiasi dan upaya pemerintah melindungi, memberdayakan dan melayani pahlawan devisa Indonesia.
“Untuk itu negara harus hadir menjawab, tidak hanya melabel mereka pahlawan devisa tapi kita harus menyiapkan program-program yang betul-betul bisa memberi perlindungan kepada mereka, memberdayakan dan memberikan pelayanan terbaik untuk mereka,” kata orang nomor satu Kementerian P2MI itu.
Alokasi rumah subsidi untuk pekerja migran Indonesia ini, lanjut Karding, mengikuti skema dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Namun, Menteri Karding akan meminta aturan tersendiri untuk pekerja migran, karena tidak semua pekerja migran memiliki gaji dengan besaran seperti yang disyaratkan Kementerian PKP.
“Tentu kami akan meminta Kementerian PKP, termasuk lewat Ibu Kepala BPS, agar dicarikan skema yang tidak melanggar undang-undang,” jelasnya.
Menteri Karding menambahkan, kementeriannya akan menyediakan saluran khusus bagi pekerja migran Indonesia yang ingin mendaftar mendapatkan rumah bersubsidi dari pemerintah ini.
“Animonya luar biasa, karena memang rata-rata mereka yang mendaftar untuk mendapatkan rumah subsidi ini masih sendiri, banyak single parent. Nah, jadi mereka memang butuh rumah,” pungkasnya.
