Bisnis Daily, PONTIANAK - Fenomena anak muda yang makin aktif meminjam ke lembaga kredit makin terasa. Data lembaga pembiayaan menunjukkan peningkatan signifikan peminjam usia 18–27 tahun dalam dua tahun terakhir.
Menurut Raka Pratama, Analis Keuangan di Institute of Digital Finance (IDF), lonjakan Gen Z meminjam bukan semata karena kebutuhan mendesak, tapi karena pola konsumsi baru.
“Gen Z tumbuh di lingkungan serba cepat. Proses pengajuan yang simpel bikin mereka lebih nyaman pinjam ketimbang generasi sebelumnya,” ujarnya, Selasa (…).
Raka menambahkan, lonjakan ini didorong oleh fitur aplikasi yang makin memanjakan pengguna. Mulai dari approval instan, bunga ringan, sampai opsi cicilan pendek yang terlihat “ramah” untuk kantong anak muda.
Sementara itu, Dina Marlina, Direktur sebuah perusahaan pembiayaan digital, mengakui peningkatan peminjam Gen Z mencapai lebih dari 30 persen tahun ini.
“Mayoritas pinjaman mereka untuk kebutuhan konsumtif ringan—gadget, fashion, sampai traveling. Tetapi ada juga yang minjam untuk modal usaha kecil,” kata Dina.
Meski begitu, para ahli tetap mengingatkan risiko.
“Pinjaman kecil tetap punya konsekuensi. Anak muda harus punya batas aman, jangan terbawa impulsivitas aplikasi,” tegas Raka.
Lembaga pembiayaan kini mulai memperkuat edukasi finansial bagi peminjam muda, termasuk fitur simulasi cicilan dan pengingat kemampuan bayar.
Tren ini diprediksi terus naik, seiring banyaknya produk kredit yang sengaja menyasar kelompok Gen Z sebagai target utama. Tantangannya: bagaimana menjaga agar budaya “pinjam cepat” tidak berubah jadi beban panjang. (*)
