Bisnis Daily, JAKARTA - Realisasi kredit program sektor kelautan dan perikanan mencapai Rp1,85 triliun untuk 77.256 debitur pada triwulan I 2025.
Catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kredit didominasi usaha budi daya, penangkapan, dan perdagangan hasil perikanan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Tornanda Syaifullah, melansir Antara menyebut, penerima kredit tersebut yakni kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp1,59 triliun untuk 32.337 debitur dan kredit ultra mikro (UMi) sebesar Rp256,61 miliar untuk 44.919 debitur.
"Penyaluran terbesar terdapat pada usaha budi daya 32,86 persen, penangkapan 30,35 persen, dan perdagangan hasil perikanan 22,67 persen, diikuti jasa perikanan 6,89 persen, pengolahan hasil perikanan 2,48 persen, dan pergaraman 0,37 persen," katanya di Jakarta, Selasa (10/6/2025).
Jika dibandingkan periode yang sama 2024, kata Tonanda, jumlah debitur meningkat 13,46 persen, meskipun nilai kredit melambat sebesar 7,85 persen.
"Penyaluran kredit yang didominasi oleh usaha budi daya, penangkapan, dan perdagangan hasil perikanan menunjukkan bahwa usaha ini menjadi tulang punggung ekonomi kelautan dan perikanan," ungkapnya.
Kontribusi terbesar, lanjut dia, berasal dari BRI sebesar Rp1,17 triliun untuk 28.397 debitur, disusul Bank Mandiri sebesar Rp183,59 miliar, BSI Rp427 miliar, dan BNI Rp46,89 miliar.
Sementara di sektor ultramikro, PT PNM menjadi penyalur dominan dengan Rp248 miliar untuk 45.196 debitur, PT Pegadaian Rp3,42 miliar, dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Rp319 juta.
"KUR menjadi pengungkit utama dalam mendukung program strategis KKP, seperti pada program Kampung Nelayan/Budi Daya Merah Putih. Dengan skema pembiayaan yang tepat dan terintegrasi, transformasi ekonomi biru dapat lebih cepat terwujud secara menyeluruh dan berkelanjutan," tegas Tonanda.
Selain itu, KKP juga terus memperkuat integrasi data pelaku usaha perikanan melalui sistem KUSUKA ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) Kementerian Keuangan.