Bisnis Daily, PONTIANAK - Punya bisnis itu memang seru, apalagi kalau baru jalan dan langsung rame pembeli. Rasanya semua usaha, modal, dan kerja keras terbayar lunas. Tapi, pertanyaan yang sering muncul adalah: gimana caranya biar bisnis nggak cuma sekadar ngetren sesaat, tapi bisa tetap bertahan dalam jangka panjang?
Nah, mimin akan membagikan 6 langkah agar usaha kamu bisa maju dan makin berkembang. Faktanya, banyak pengusaha yang jatuh bangun karena nggak siap menghadapi perubahan pasar. Ada yang gagal karena kurang modal cadangan, ada juga yang goyah karena nggak siap menghadapi persaingan. Padahal, menjaga kestabilan bisnis itu sama pentingnya dengan membangun bisnis di awal.
Kalau diibaratkan, bisnis itu kayak menanam pohon. Bukan cuma soal menabur benih dan menyiram sekali dua kali, tapi juga butuh perawatan terus-menerus supaya tumbuh kuat dan berbuah. Jadi, kuncinya bukan cuma cepat tumbuh, tapi juga bisa bertahan meski angin kencang datang.
Nah, biar nggak bingung harus mulai dari mana, yuk simak cara membuat bisnis tetap stabil menurut pandangan para pakar. Dengan 6 langkah dan tips ini bisa jadi pegangan buat kamu yang baru merintis usaha maupun yang sudah lama terjun di dunia bisnis.
1. Cash Flow adalah Raja
Pakar bisnis dan keuangan, Rudi Hartono, menegaskan bahwa arus kas adalah jantung dari usaha. "Kalau cash flow sehat, bisnis bisa bertahan meskipun penjualan lagi turun," jelasnya.
Artinya, pebisnis harus bisa mengatur pemasukan dan pengeluaran dengan cermat, jangan sampai besar pasak daripada tiang.
2. Diversifikasi Produk dan Layanan
Menurut konsultan UMKM di Jakarta, Diah Lestari, salah satu kesalahan pebisnis adalah terlalu fokus pada satu produk saja.
"Kalau pasar berubah, mereka langsung jatuh. Makanya perlu punya produk cadangan atau layanan tambahan," ujarnya. Diversifikasi bukan berarti keluar jalur, tapi tetap relevan dengan core bisnis.
3. Bangun Branding yang Kuat
Bisnis stabil biasanya punya merek yang lekat di hati konsumen. "Branding bukan cuma soal logo, tapi bagaimana konsumen percaya dan merasa nyaman dengan produk atau jasa kita," kata Diah.
4. Adaptif terhadap Tren
Pakar manajemen, Hendri Saputra, menambahkan bahwa pengusaha harus peka terhadap perubahan tren. "Jangan alergi sama digitalisasi atau tren baru. Bisnis yang bisa adaptif biasanya lebih tahan banting," ucapnya.
5. Punya Dana Darurat Usaha
Nggak cuma individu yang butuh dana darurat, bisnis juga. "Idealnya punya cadangan dana minimal untuk 3–6 bulan operasional. Jadi kalau ada masalah, bisnis masih bisa bernafas," ujar Hendri.
6. Jaga Hubungan dengan Pelanggan & Supplier
Relasi juga jadi kunci stabilitas. Pelanggan loyal bisa jadi penyelamat di saat sulit, sementara supplier yang solid bikin bisnis nggak mudah terganggu.
Kalau dibungkus, stabilitas bisnis itu soal keseimbangan: antara pemasukan dan pengeluaran, antara mengikuti tren dan menjaga identitas, juga antara ekspansi dan konsistensi. Jadi, jangan cuma semangat di awal, tapi rawat juga bisnis biar tetap kokoh bertahun-tahun. (*)