PONTIANAK, bisnisdaily.com - Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang pengusaha bernama Pak Sujimin. Dalam video terbaru di channel YouTube Jajan Ranger, ia menceritakan perjalanan bisnisnya yang dimulai dari hanya 1 kilogram bahan baku bawang merah yang diolah jadi bawang goreng, hingga kini berhasil membangun pabrik dan rumah impian. Usaha yang dijalaninya kini menghasilkan omzet sekitar Rp 15 juta setiap hari.
Pak Sujimin memulai usahanya dari skala rumahan. Awalnya, ia hanya memproduksi bawnag goreng dalam jumlah sangat terbatas. Dengan tekad dan kerja keras, perlahan ia memperluas jangkauan pemasaran dan menambah kapasitas produksi.
“Waktu itu cuma punya modal buat beli 1 kg bahan. Saya berpikir, yang penting mulai dulu,” ujarnya di sela wawancara.
Keberhasilan ini bukan datang begitu saja. Pak Sujimin menekankan pentingnya menjaga kualitas produk dan memahami selera pasar. Ia tak segan melakukan inovasi demi menarik pelanggan baru, termasuk mencoba berbagai variasi produk bawang gorengnya yang sesuai tren.
Strategi pemasaran yang dilakukan pun sederhana tapi efektif: memanfaatkan promosi dari mulut ke mulut, menjaga hubungan baik dengan pelanggan, serta memperluas distribusi ke berbagai daerah. Perlahan namun pasti, permintaan terus meningkat dan produksi pun harus ditambah.
Hasil kerja keras tersebut berbuah manis. Dari sebuah dapur kecil, kini usahanya memiliki pabrik yang mempekerjakan banyak karyawan. Omzet bawang goreng dengan brand Dua Saudara yang tadinya hanya puluhan ribu rupiah per hari kini mencapai belasan juta rupiah setiap harinya.
Menurut Pak Sujimin, kunci suksesnya ada pada konsistensi dan reinvestasi. Alih-alih menghabiskan keuntungan untuk konsumsi pribadi, ia memilih menggunakannya untuk menambah peralatan, memperluas lokasi, dan meningkatkan kualitas bahan baku.
Kisah ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dimulai dari kecil bisa tumbuh menjadi besar bila dijalani dengan tekun dan penuh komitmen. Seperti yang dikatakan Pak Sujimin, “Jangan takut mulai dari sedikit, yang penting niat dan berani ambil langkah.”
Kini, usaha yang ia rintis disebut sebagai “usaha yang gak ada matinya” karena permintaannya selalu ada sepanjang tahun. Perjalanan Pak Sujimin menjadi inspirasi bagi banyak pelaku UMKM yang bermimpi mengembangkan usaha dari nol menjadi besar. (*)