PONTIANAK, bisnisdaily.com – Penyanyi sekaligus pebisnis, Ashanty, resmi menutup 15 outlet kue miliknya, Lumiere, yang telah beroperasi selama enam tahun.
Keputusan ini sempat mengejutkan publik, terutama para pelanggan setia yang menganggap produk Lumiere selalu laris. Namun, Ashanty menegaskan penutupan ini bukan karena sepi pembeli atau bangkrut, melainkan akibat masalah internal dalam manajemen bisnis.
Dalam keterangannya, Ashanty mengungkap adanya perbedaan visi terkait kualitas produk yang menjadi prinsip utamanya.
“Saya nggak mau kualitas turun hanya demi mengejar jumlah produksi. Lebih baik saya hentikan dulu daripada menjual sesuatu yang nggak sesuai standar,” ujarnya.
Dampak dari penutupan ini cukup besar. Sekitar 200 karyawan kehilangan pekerjaan, meski Ashanty sudah memberi pemberitahuan sejak 2–3 bulan sebelumnya.
Ia pun menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim yang telah bekerja keras membangun Lumiere dari nol.
Meski harus menutup Lumiere, Ashanty tidak tinggal diam. Ia sudah menyiapkan langkah lanjutan dengan membuka usaha baru di bidang kuliner, yakni bakmi ayam dan es campur.
Outlet baru ini akan memanfaatkan lokasi-lokasi Lumiere yang masa sewanya masih berjalan hingga September 2026.
Sekitar 50 karyawan akan tetap diberdayakan di usaha barunya tersebut. “Saya ingin mereka tetap bisa bekerja, jadi kita manfaatkan yang ada untuk memulai konsep baru,” jelas Ashanty.
Reaksi dari publik dan pelanggan pun beragam. Banyak yang menyayangkan penutupan Lumiere, namun tak sedikit yang memberikan dukungan penuh atas langkah Ashanty menjaga integritas dan kualitas produk.
Dengan semangat yang sama seperti saat membangun Lumiere, Ashanty optimistis bisnis barunya akan diterima pasar. “Setiap akhir adalah awal yang baru,” katanya, menutup pernyataan.
Kisah Ashanty ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia bisnis, mempertahankan kualitas dan prinsip sering kali lebih penting daripada sekadar mengejar keuntungan semata. (*)