Search

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Nongkrong Nggak Pernah Mati! Begini Peluang Bisnis Warkop di 2025

13 October 2025

Bisnis Daily, PONTIANAK - Budaya nongkrong sambil ngopi emang nggak ada matinya. Dari sudut kota sampai gang sempit, warkop alias warung kopi selalu punya tempat di hati masyarakat Indonesia. 

Nggak heran kalau bisnis ini terus jadi incaran banyak orang yang pengin mulai usaha dengan modal bersahabat. Tapi, seberapa besar sih peluang bisnis warkop di tahun 2025 ini?

Kopi Bukan Sekadar Minuman, Tapi Gaya Hidup

Ngopi udah bukan cuma urusan pekerja kantoran atau bapak-bapak di teras rumah. Sekarang, anak muda, mahasiswa, sampai freelancer juga menjadikan warkop sebagai tempat nongkrong produktif. Entah buat nugas, rapat kecil, atau sekadar curhat bareng teman, suasana santai warkop selalu ngangenin.

Data dari Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) menunjukkan, konsumsi kopi nasional terus naik sekitar 6–8% per tahun. Artinya, peluang jualan kopi di Indonesia masih terbuka lebar banget.

Warkop Modern, Bukan Sekadar Kopi Sachet

Kalau dulu warkop identik dengan kopi hitam dan gorengan, sekarang beda cerita. Banyak yang upgrade jadi warkop modern dengan konsep estetik, WiFi kencang, dan colokan di setiap meja. Menu-nya pun makin variatif—mulai dari kopi susu kekinian, teh tarik, sampai mie instan premium.

Ada juga konsep unik seperti warkop literasi, warkop ngaji, atau warkop komunitas buat anak motor dan konten kreator. Semua berlomba bikin tempat nongkrong yang bukan cuma enak, tapi juga punya karakter.

Tantangan Tetap Ada

Meski peluangnya besar, bisnis warkop juga punya tantangan. Persaingan ketat jadi hal utama. Di setiap sudut kota, pasti ada warkop baru yang bermunculan. Karena itu, kunci suksesnya bukan cuma soal rasa kopi, tapi juga kenyamanan tempat, pelayanan ramah, dan suasana yang bikin betah.

Selain itu, banyak warkop kecil yang keok di tengah jalan gara-gara manajemen keuangan dan stok bahan nggak tertata. Jadi, penting banget buat punya sistem sederhana tapi rapi.

Strategi Biar Warkop Nggak Sepi

  1. Tentukan target pasar. Mau fokus ke mahasiswa, pekerja, atau warga sekitar?
  2. Pilih lokasi strategis. Dekat kampus, perkantoran, atau kos-kosan jadi nilai plus.
  3. Ciptakan ciri khas. Misalnya warkop dengan playlist lawas, tembok doodle, atau menu andalan.
  4. Bangun komunitas pelanggan. Sapa pelanggan tetap, adakan promo ngopi bareng, atau sistem poin loyalti.
  5. Go digital. Promosi di Instagram, masuk GoFood/GrabFood, dan aktif di Google Maps biar makin dikenal.

Modal Nggak Harus Gede

Buat kamu yang baru mau mulai, modal warkop bisa disesuaikan.

  • Skala kecil: mulai Rp10 jutaan udah bisa jalan.
  • Konsep modern: Rp30–50 jutaan untuk renovasi, alat, dan branding.

Dengan omzet harian sekitar Rp500 ribu – Rp3 juta, bisnis warkop bisa balik modal dalam waktu 6–12 bulan aja kalau dikelola dengan cerdas.

Bisnis warkop tetap relevan, menguntungkan, dan dekat dengan budaya lokal. Selama kamu bisa menciptakan suasana nyaman dan pelayanan yang ramah, pelanggan bakal datang bukan cuma buat ngopi—tapi buat “ngobrol dan ngerasa punya tempat”.

Karena pada akhirnya, warkop bukan cuma soal kopi, tapi tentang cerita yang diseduh bersama. (*)

Prev Article
Expo Osaka 2025 Bikin Investor Kepincut, Indonesia Kantongi Komitmen Rp390 Triliun!
Next Article
The Rise of AI-Powered Personal Assistants: How They Manage

Related to this topic: