PONTIANAK, bisnisdaily.com — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus menunjukkan taringnya sebagai penopang utama perekonomian Indonesia, meski diterpa tantangan berat mulai dari kenaikan bahan baku hingga digitalisasi yang belum merata.
Di Pontianak, Kalimantan Barat, puluhan pelaku UMKM kini mulai memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produk mereka. Salah satunya adalah Sari, pemilik usaha keripik pisang “Rasa Bahari” yang kini meraup omzet hingga Rp15 juta per bulan lewat penjualan online.
“Awalnya saya hanya jual ke tetangga. Sekarang pesanan datang dari luar kota lewat media sosial,” kata Sari, Selasa (2/7).
Pemerintah daerah pun aktif mendorong para pelaku UMKM untuk naik kelas. Program pelatihan digital marketing, akses permodalan, hingga kemudahan perizinan terus digalakkan.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kalbar, Yudi Hartono, menyebutkan, kontribusi UMKM di provinsi ini mencapai lebih dari 60 persen terhadap PDRB daerah.
“UMKM harus adaptif, terutama memanfaatkan teknologi. Kami mendampingi agar mereka tidak tertinggal,” ujarnya.
Di sisi lain, masih banyak pekerjaan rumah. Para pelaku UMKM berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih luas, seperti penurunan bunga pinjaman hingga pembukaan pasar ekspor.
Ahli ekonomi Universitas Tanjungpura, Rina Putri, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, swasta, dan komunitas UMKM.
“Kolaborasi jadi kunci. Dengan kerja sama, UMKM bisa membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi lokal,” katanya.
Optimisme pun tumbuh. Dengan semangat berinovasi dan kolaborasi, UMKM di Kalbar diyakini mampu bangkit dan bersaing di pasar nasional maupun global. (*)