Search

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Bisnis Properti Makin Dilirik, Dari Kavling Pinggir Kota Sampai Cuan Miliaran, Kamu Tertarik?

07 October 2025

Bisnis Daily, PONTIANAK– Dunia investasi memang terus berubah, tapi satu hal yang tetap awet dari dulu sampai sekarang adalah bisnis properti. Dari generasi orang tua sampai anak muda zaman sekarang, banyak yang mulai melirik cara klasik nan elegan ini buat menambah pundi-pundi cuan.

Di tengah gempuran tren investasi digital seperti saham, kripto, hingga reksadana, properti tetap jadi primadona. Kenapa? Karena satu hal yang nggak pernah berubah: tanah nggak bisa “diproduksi ulang.” Jumlahnya tetap, tapi kebutuhan manusia terhadap tempat tinggal terus meningkat.

Strategi Simple tapi Ampuh

Salah satu bentuk bisnis properti paling populer adalah tanah investasi. Cara mainnya sebenarnya sederhana: beli tanah di area yang sedang berkembang, biarkan nilainya naik seiring waktu, lalu jual lagi dengan harga yang lebih tinggi.

Misalnya, dulu harga tanah di daerah pinggiran seperti Bekasi, Tangerang, atau Sleman mungkin masih di kisaran Rp300 ribu per meter. Sekarang? Di banyak titik, sudah bisa tembus jutaan rupiah per meter! Itulah kenapa banyak investor bilang, tanah itu “tidur pun bisa jadi duit.”

Properti Bukan Cuma Buat Orang Tajir

Kalau dulu bisnis properti identik dengan orang kaya, sekarang sudah banyak cara untuk mulai dengan modal kecil. Contohnya lewat investasi kavling bersama atau pembelian tanah kolektif bareng teman.
Ada juga platform crowdfunding properti yang memungkinkan kamu punya sebagian kecil kepemilikan dari satu proyek besar — mirip konsep patungan online.

Bahkan, ada tren “flip rumah” yang lagi hits di kalangan anak muda. Caranya, beli rumah lama dengan harga murah, renov dikit biar estetik, lalu jual lagi dengan margin tinggi. Kuncinya? Punya mata jeli dan sedikit kreativitas desain.

Kenapa Masih Layak Dilirik di 2025

Tahun 2025 disebut-sebut sebagai momentum baru bagi sektor properti. Beberapa alasan utamanya antara lain:

  • Pembangunan infrastruktur gila-gilaan: jalan tol baru, bandara, dan transportasi umum terus dibangun, bikin nilai tanah di sekitar area itu naik cepat.
  • Urbanisasi yang nggak berhenti: makin banyak orang pindah ke kota, otomatis kebutuhan tempat tinggal makin besar.
  • Program pemerintah seperti KPR bunga rendah dan dukungan untuk rumah subsidi ikut mendorong daya beli masyarakat.

Bahkan, data dari beberapa riset properti menyebutkan bahwa permintaan rumah tapak dan tanah di area suburban meningkat hingga 15–20% dibanding tahun lalu.

Tips Buat Pemula yang Mau Coba

  1. Fokus ke lokasi strategis – Dekat akses tol, kampus, atau kawasan industri lebih cepat naik nilainya.
  2. Cek legalitas – Pastikan sertifikat tanah (SHM atau HGB) aman dan bebas sengketa.
  3. Hitung biaya tambahan – Jangan lupa ada biaya pajak, notaris, dan renovasi.
  4. Sabar dan jangan panik jual – Nilai properti naik pelan tapi pasti.

Tren Baru: Dari Co-Living Sampai Virtual Land

Nggak cuma soal tanah dan rumah, generasi muda sekarang juga mulai menjelajah properti digital di dunia metaverse, serta konsep co-living space yang makin digandrungi oleh profesional muda di kota besar.
Keduanya jadi bukti bahwa dunia properti juga bisa beradaptasi dengan tren zaman dan teknologi baru.

Bisnis properti bukan cuma tentang punya uang besar. Ini soal melihat peluang sebelum orang lain sadar nilainya.

Kalau kamu bisa baca arah perkembangan kota, sabar menunggu, dan pandai mengelola aset, bukan mustahil dalam beberapa tahun kamu bisa jadi “juragan tanah” beneran.

Seperti kata pepatah para investor senior:

“Yang beli tanah hari ini, sedang menabung masa depan.” (*)

 

Prev Article
Perdagangan 7 Oktober 2025: Rupiah Turun, IHSG Menguat
Next Article
The Rise of AI-Powered Personal Assistants: How They Manage

Related to this topic: