Bisnis Daily, PONTIANAK – Ayam geprek hingga ayam penyet kini makin mudah ditemui di Kota Pontianak. Dari warung tenda hingga restoran keluarga, menu berbahan dasar ayam goreng dengan sambal pedas ini menjamur hampir di setiap sudut kota.
Fenomena ini bukan hanya jadi kabar gembira bagi pecinta kuliner pedas, tapi juga membuka peluang besar bagi UMKM lokal.
Beberapa contoh usaha yang cukup populer antara lain Ayam Penyet Mak Ida di Jalan Sultan Abdurrahman dengan harga paket hemat mulai Rp29 ribu, Ayam Penyet Pegasus di Jalan Gusti Hamzah yang ramai di kawasan Sungai Jawi, hingga Ayam Penyet Bu Nina di Pontianak Tenggara.
Ada juga Ayam Penyet 88 di Jalan Setiabudi dan Resto Ayam Ketiga di Sungai Bangkong yang memadukan ayam penyet dengan lauk nusantara.
Menurut Ahmad Zulkifli, praktisi UMKM kuliner Pontianak, tren ini sangat masuk akal karena lidah masyarakat lokal memang terbiasa dengan makanan pedas.
“Orang Pontianak kalau makan itu wajib ada cabai. Ayam geprek dan ayam penyet ini pas banget: murah, pedas, dan bikin kenyang. Jadi bisnisnya cepat sekali berkembang. Tantangannya tentu ada di harga bahan baku ayam dan cabai yang sering naik, makanya pengusaha harus pintar mengatur margin,” ujarnya, Minggu (14/9).
Tak hanya di Pontianak, penelitian di Pekanbaru menunjukkan bahwa usaha ayam penyet memang terbukti menguntungkan.
Riset yang dilakukan Gustina Sri Rahayu (2020) di Kecamatan Bukit Raya menemukan rata-rata pendapatan bersih usaha ayam penyet mencapai Rp46,6 juta per bulan, dengan rata-rata menyerap 5 orang tenaga kerja. Nilai Benefit-Cost Ratio yang lebih dari 1 juga menandakan usaha ini layak secara finansial.
Kisah serupa datang dari Sumatera Utara. Seorang pelaku usaha bernama Masrani memulai bisnis ayam penyet hanya dengan modal sekitar Rp5 juta, dan kini sudah memiliki tiga cabang dengan omzet harian tembus puluhan juta rupiah.
Data tersebut menggambarkan potensi serupa juga bisa digarap di Pontianak. Apalagi dengan banyaknya mahasiswa, pekerja, dan keluarga muda yang mencari makanan cepat saji namun tetap ramah kantong, pasar ayam penyet dan geprek di kota ini masih sangat luas.
Meski demikian, persaingan yang ketat membuat inovasi menjadi kunci. Varian sambal khas, paket hemat, promosi digital, hingga layanan pesan antar dinilai bisa menjadi pembeda.
“Kalau rasa terjaga dan pelayanan bagus, bisnis ayam geprek dan ayam penyet di Pontianak akan terus hidup, karena pasar untuk makanan ini tidak akan pernah sepi,” tambah Zulkifli. (*)