Search

Saved articles

You have not yet added any article to your bookmarks!

Browse articles

Bank Indonesia: Harga Properti Residensial Tumbuh Terbatas di Triwulan II 2025

06 August 2025

Bisnis Daily, JAKARTA - Harga properti residensial di pasar primer terindikasi tumbuh terbatas pada Triwulan II 2025.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, hal itu tercermin dalam hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) BI.

"Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 0,90 persen year on year (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I 2025 sebesar 1,07 persen (yoy)," katanya dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Ramdan menjelaskan, perlambatan pertumbuhan penjualan unit properti residensial tipe kecil di pasar primer mempengaruhi perkembangan harga properti. Sementara penjualan rumah tipe besar dan menengah mengalami kontraksi.

"Secara keseluruhan, penjualan unit properti residensial di pasar primer tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,80 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 0,73 persen (yoy) pada triwulan I 2025," jelasnya.

Tidak hanya itu, perkembangan juga dipengaruhi oleh penjualan rumah tipe kecil yang tumbuh 6,70 persen (yoy), melambat dari 23,75 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Kemudian, penjualan rumah tipe besar terkontraksi sebesar 14,95 persen (yoy), lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 11,69 persen (yoy).

Sedangkan penjualan rumah tipe menengah terkontraksi sebesar 17,69 persen (yoy), meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 35,76 persen (yoy).

"Dari sisi pembiayaan, survei menunjukkan sumber utama pendanaan untuk pembangunan properti residensial masih berasal dari dana internal pengembang, dengan pangsa mencapai 78,36 persen," jelas Ramdan.

Adapun sumber pembiayaan lainnya yang digunakan pengembang untuk pembangunan rumah primer adalah dari pinjaman perbankan sebesar 15,69 persen dan pembayaran dari konsumen sebesar 5,96 persen.

Dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 73,06 persen dari total pembiayaan.

"Pembelian rumah primer melalui pembayaran tunai bertahap dan tunai masing-masing memiliki pangsa sebesar 17,75 persen dan 9,19 persen," imbuh Ramdan Denny Prakoso.

Prev Article
Renungan di Balik Angka Ajaib 5,12%: Krisis Kredibilitas Statistik Nasional BPS Kita?
Next Article
The Rise of AI-Powered Personal Assistants: How They Manage

Related to this topic: