PONTIANAK, bisnisdaily.com - Di tengah tingginya harga properti di kota-kota besar, program rumah subsidi dari pemerintah masih menjadi harapan banyak keluarga muda untuk memiliki hunian sendiri. Nah, rumah subsidi mungil pemerintah jadi pilihan para keluarga muda perkotaan.
Dengan ukuran mungil, harga terjangkau, dan skema cicilan yang ringan, rumah subsidi menjadi alternatif realistis di tengah biaya hidup yang terus naik. Meski mungil, tapi nyatanya banyak membuat pasangan muda cukup puas.
Rumah subsidi umumnya memiliki tipe bangunan 21 atau 36, dengan luas tanah bervariasi sekitar 60 hingga 90 meter persegi, tergantung zonasi daerah. Biarpun mungil, rumah subsidi didesain fungsional agar dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarga kecil. Biasanya sudah dilengkapi dua kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan sedikit halaman depan.
Salah satu keunggulan rumah subsidi terletak pada harga jual yang diatur pemerintah. Saat ini, harga rumah subsidi di sebagian besar wilayah Jawa berkisar Rp 162 juta hingga Rp 200 juta per unit.
Dengan uang muka mulai 1 persen dan suku bunga tetap sekitar 5 persen per tahun, cicilan bulanannya pun relatif terjangkau bagi pekerja dengan gaji pas-pasan. Tak sedikit pasangan muda memanfaatkan rumah mungil subsidi ini sebagai langkah awal sebelum memiliki rumah lebih besar.
“Penting itu punya dulu, bisa direnovasi pelan-pelan sesuai kemampuan ke depan,” kata Andini, 29 tahun, pegawai swasta di Bogor yang baru setahun menempati rumah subsidi tipe 36.
Meski demikian, rumah subsidi tidak luput dari tantangan. Beberapa penghuni mengeluhkan kualitas bangunan yang kurang maksimal atau lokasi yang cukup jauh dari pusat kota. Namun, banyak pengembang mulai berbenah dengan menyediakan fasilitas umum, jalan lingkungan, hingga akses transportasi yang lebih baik.
Nah, agar rumah mungil tetap nyaman, banyak penghuni memanfaatkan trik desain interior seperti pemakaian furnitur multifungsi, warna cat cerah, hingga memaksimalkan cahaya alami. Tak jarang, pemilik rumah subsidi berbagi inspirasi renovasi hemat di media sosial agar ruang terbatas tetap terasa lega.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR terus mendorong agar rumah subsidi tidak hanya layak secara fisik, tetapi juga mendukung lingkungan hidup yang sehat. Program ini juga didukung oleh aplikasi Sikasep, yang memudahkan masyarakat mendaftar, memilih lokasi, dan memantau proses pengajuan KPR.
Dengan backlog perumahan nasional yang masih tinggi, rumah mungil subsidi tetap menjadi solusi nyata bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hunian sederhana yang fungsional kini bukan sekadar impian, tetapi peluang bagi banyak orang untuk memulai hidup mandiri dengan rumah sendiri. (*)